SPONSOR

SPONSOR :

Geng motor konyol versi sahara laptop.

Beberapa hari yang lalu, sekelompok geng motor bikin ulah di sebuah minimarket yang mengakibatkan kerusakan dan melukai beberapa orang. Banyak orang yang menganggap ini adalah salah dari aparat yang tidak sigap dalam menjaga keamanan. Banyak juga yang menyalahkan pemerintahan Bapak SBY, yang katanya kurang becus, dll. Saya sendiri sudah tau kalau misalnya ada kejadian semacam ini (kerusuhan, sengketa, dan sejenisnya), pasti masyarakat bakal #mengkambinghitamkan pemerintah. Pokoknya, semua apa yang terjadi (yang jelek-jelek) pasti salah pemerintah. Tanpa mau memikirkan dan mencari solusi dari masalah tersebut. Konyol.

BTW, negara kita sudah banyak masalah. Mulai dari lumpur lapindo yang ngga kelar-kelar. Korupsi yang semakin membabi buta, sehingga menjadikan para koruptornya semakin kayak babi (baca: gendut). Dunia persepak bolaan Indonesia juga lagi kacau. Belum lagi, setiap harinya ada saja video porno yang di unduh keinternet. Mirisnya lagi, para pelakunya ada aja yang berseragam  sekolah.

Dan kali ini, kita mendapatkan masalah baru. Yaitu banyak sekali bermunculan geng-geng motor konyol yang kerjaannya cuma bisa bikin rusuh. Kalau bisa bikin prestasi sih, bagus. Lah, ini, kerjanya cuma bisa mukulin orang, mecahin kaca minimarket, dll.

Udah gitu, masyarakat malah nyalahin aparat dan pemerintah.Bukannya mikir, kenapa itu semua bisa terjadi. Kalo menurut saya sih, orang-orang yang menjadi geng motor perusuh itu, awalnya adalah didikan dari orang tua. Yang saya liat akhir-akhir ini, orang tua seneng banget ngebeliin anaknya motor. Padahal, anak mereka masih di bawah umur.

Dengan bangganya, mereka membelikan anaknya sepeda motor supaya ngga kalah sama temen-temen sepermainannya. Tujuan lainnya, supaya si anak jadi tambah giat belajar dan bersekolah karena pakai motor. Faktanya, setiap malem mereka pacaran di pinggir jembatan, 'ngerjain anak orang'.

Ngga heran, kalau 93% remaja kita sudah pernah melakukan yang namanya petting. Apa itu petting? Petting adalah semacam angin, angin petting beliung.

Ok, itu puting.

Kenapa bisa sampai 93%? Yaitu tadi. Orang tua yang 'sayang' pada anaknya, membelikan motor. Dengan begitu, si anak bisa dengan bebas menjemput pacarnya, dan membawanya ke taman, atau pinggir jembatan. Dan terjadilah... Ok, yang ini kita skip aja.

Seks bebas, adalah salah satu dampak buruk membelikan motor kepada anak di bawah umur. Dan dampak buruk lainnya adalah, si anak bakal bergabung dengan geng motor. Karena punya motor, otomatis dia bakal sering main dengan sesamanya yang punya motor.

Ini tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kontak antara si anak dengan anak lainnya yang merupakan anggota dari geng motor. Lalu, bergabunglah ia dengan geng tersebut. Mau tidak mau, ia akan terbiasa dengan suasana dan kebiasaan anak-anak geng motor.

Saya ngga bilang "semua geng motor itu liar, nakal, dan brutal". Menurut salah seorang psikolog yang tidak mau disebutkan namanya #halah, ketika mereka berada dalam suatu kumpulan/bergerombol, mereka akan merasa kuat dan tidak takut untuk bertindak anarkis.

Jadi, kalau mau bikin geng motor, bikin aja yang jumlahnya 2 atau 3 orang. Kalau lagi konvoi, saya jamin ngga akan berani rusuh.

Ok, sekarang serius. Sadar atau ngga sadar, kita sering sekali menyalahkan pemerintah tanpa mencari solusi dan berpikir. Padahal, semua apa yang terjadi di negara ini adalah tanggung jawab kita sebagai warga negara, bukan cuma tugas pemerintah.

Jadi, mari kita coba berpikir, mencari solusi, dan STOP #mengkambinghitamkan pemerintah. Karena negara ini bukan cuma pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengurusnya, tapi kita...

0 comments:

Posting Komentar

Follow Me

SPONSOR :

SPONSOR

SPONSOR :

 

SaHaRa LaPTOp Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger